Sabtu, 20 Agustus 2016

Surat dan Unsur-Unsurnya

SURAT 

1.        Pengertian
Surat adalah komunikasi tertulis yang paling tidak melibatkan dua pihak, yaitu pihak pengirim dan pihak penerima surat. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa surat merupakan wakil bagi seseorang dalam berkomunikasi.

2.        Fungsi Surat
Ø  Sebagai utusan si pengirim
Ø  Sebagai bukti tertulis
Ø  Sebagai alat pengingat
Ø  Sebagai jaminan keamanan



3.         Jenis Surat
a)     Berdasarkan kepentingan si pengirim
Ø Surat pribadi
Ø Surat dinas
Ø Surat niaga
b)     Berdasarkan tujuan
Ø Surat lamaran
Ø Surat panggilan
Ø Surat undangan
Ø Surat keterangan

4.        Kriteria surat yang efektif dan efisien
Ø Surat hendaknya ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik.
Ø Surat disusun sederhana, singkat, padat dan jelas isinya.
Ø Surat hendaknya mengandung unsur so-pan.

5.        Bagian-bagian surat
1)     Kepala surat         9)   Paragraf isi
2)     Tanggal surat     10)   Paragraf penutup
3)     Nomor surat       11)   Salam penutup
4)     Lampiran                    12)   Tanda tangan
5)     Hal surat                     13)   Nama jelas
6)     Alamat tujuan             14)   Nama jabatan
7)     Salam pembuka          15)   Tembusan
8)     Paragraf pembuka       16)  Inisial

Secara berturut-turut bagian-bagian surat ini akan dibahas secara rinci, sebagai berikut:

1.        Kepala surat
Biasa disebut kop surat. Di dalamnya terdapat:
(a)        Nama instansi
(b)        Alamat lengkap
(c)        Nomor telepon
(d)        Kotak pos
(e)        Kode pos
(f)         Alamat kawat (jaringan)/email/website,dll.
(g)        Lambang atau logo instansi
q  Fungsinya  untuk menginformasikan dan mempromosikan identitas pengirim pada pe-nerima surat.
q  Cara penulisan:
Ø Lambang atau logo di sebelah paling kiri.
Ø Nama instansi atau departemen pada baris pertama, nama unit organisasi atau depar-temen di baris kedua.
Ø Penulisan secara keseluruhan dengan lengkap.

2.          Tanggal surat
q  Fungsinya untuk memberitahukan pihak pe-nerima tentang waktu penulisan surat.
q  Cara penulisan tidak dengan kata, tidak di-singkat, sebaiknya dengan angka dan tidak perlu didahului nama kota.
q  Contoh:                                                    10 April 1999

3.          Nomor surat
Diperlukan khususnya untuk surat-surat di-nas.
q  Fungsi:
Ø Alat petunjuk bagi petugas filling.
Ø Alat untuk mengetahui unit asal surat .
Ø Alat pengukur kegiatan instansi yang ber-kaitan dengan surat-menyurat pada peri-ode tertentu.
Ø Alat referensi.
q  Cara penulisan kata ” nomor” boleh ditulis lengkap atau ditulis singkat “no.” dan diikuti tanda penyingkat dahulu sebelum titik dua. Tanda garis miring tidak di dahului ataupun diikuti spasi. Angka tahun sebaiknya ditulis lengkap tanpa diikuti tanda baca apapun.
q  Contoh:     
Nomor: 289/F8/XI/1998
No.: 289/F8/XI/1998

4.        Lampiran
Kata lampiran ditulis diantara nomor surat dan hal surat, di pojok kiri atas.
q  Fungsinya untuk memberitahukan penerima tentang sesuatu yang dilampirkan bersama surat itu.
q  Cara penulisan kata “lampiran” ditulis leng-kap atau ditulis singkat “lamp”. sementara sesuatu yang dilampirkan ditulis setelah titik dua dan diberi jarak satu spasi. Huruf awal kata “Lampiran”  atau  “Lamp.” adalah huruf kapital dan di akhirnya tanpa tanda baca apapun. Penulisan bilangan jumlah barang yang dilampirkan dapat dengan huruf jika hanya satu atau dua kata. Jika lebih dari dua kata, ditulis dengan angka.
q  Contoh: Tepat           Lamp: Satu berkas                     Tidak tepat  Lamp: 1(satu) berkas
(Kata lampiran tidak perlu disertakan jika surat tersebut tidak menyertakan sesuatu yang dilam-pirkan).

5.        Hal surat
Ditulis di pojok kiri atas dibawah kata lam-piran.
q  Fungsi: untuk memberitahukan kepada pene-rima surat tentang masalah pokok yang ditu-lis di dalam surat itu.
q  Cara penulisan: biasa disingkat  “Hal” atau memakai kata  “Perihal” dengan huruf awal huruf kapital dan setelah itu diikuti tanda titik dua. Pengisi hal surat ditulis dengan jarak sa-tu spasi dari titik dua dan diawali huruf kapi-tal. Pengisi hal surat harus lengkap dan efek-tif, tidak panjang juga tanpa embel-embel ga-ris bawah, huruf miring atau pemakaian hu-ruf kapital semua.
q  Contoh:  Hal: Lamaran pekerjaan

6.        Alamat yang dituju
q  Fungsi: sebagai petunjuk langsung tentang pihak yang harus menerima surat.
q  Ketentuan menulis:
(a)        Alamat ditulis di dalam surat pada po-jok kiri atas, diantara hal surat dan sa-lam pembuka.
(b)        Penulisan alamat cukup diawali “Yth.” tanpa “kepada”.
(c)        Gelar atau pangkat tidak perlu dican-tumkan di depan nama bila memakai nama sapaan dan sebaliknya.
(d)        Bagian-bagian surat yang lain seperti nama jalan, gang, nomor, kota, dan se-bagainya huruf awalnya memakai hu-ruf kapital. Kata “Jalan” sebaiknya ja-ngan disingkat “Jl.” atau “Jln.”. Unsur-unsur alamat jika dalam penulisan disu-sun ke bawah, pada bagian akhir alamat tidak di beri tanda baca apapun.
(e)        Penerima surat harus jelas. Kalau ke-pada sebuah instansi dan tidak diketahui nama orang si penerima surat, cukup di-tulis jabatannya.
o  Contoh:
Yth.Kepala Bagian Sirkulasi
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jalan Palmerah Barat No. 22-24
Jakarta Pusat

7.          Salam pembuka
q  Fungsi: sebagai tanda hormat si pengirim kepada penerima surat yang beradab dan sopan.
q  Cara penulisan: di sebelah kiri sejajar de-ngan margin tepi kiri. Huruf awal dengan huruf kapital dan diakhiri tanda koma.
q  Contoh: Dengan hormat,

8.        Paragraf pembuka
q  Fungsi: untuk menghubungkan pikiran pem-baca dengan pokok masalah yang disam-paikan dan juga untuk menarik perhatian pembaca.
Kalimat paragaf pembuka disesuaikan de-ngan jenis surat.

9.          Paragraf isi
q  Fungsi: sebagai pengungkapan penulis ter-hadap pokok permasalahan yang dihadapi.
Paragraf isi sebaiknya mengungkapkan satu masalah saja. Jika lebih, maka hendaknya dibuat dengan paragraf tersendiri. Paragraf isi harus me-narik, jelas dan tidak membosankan.

10.       Paragraf penutup
q  Fungsi: untuk menyatakan bahwa pembica-raan telah selesai.
Kalimat paragraf penutup disesuaikan dengan jenis surat.

11.       Salam penutup
q  Fungsi: sebagai tanda hormat penulis kepada penerima surat setelah selesai berkomuni-kasi.
q  Contoh:   Hormat saya,
                        Wassalaam,

12.     Tanda tangan
Sebagai pelengkap surat resmi yang bersifat wajib dan menunjukkan penanggung jawab isi surat. Posisi tanda tangan yanitu diantara salam penutup dan nama jelas atau pojok kanan bawah.

13.     Nama jelas, jabatan, NIP.
Ditulis dengan jelas di bawah tanda tangan, sejajar di bawah salam penutup. Huruf awal ha-rus kapital dan tidak diapit tanda kurung. Di ba-wah nama jelas juga dicantumkan jabatan seba-gai identitas. Jika NIP. dicantumkan, maka nama jabatan ditulis di bawah salam penutup dan NIP-nya di bawah nama jelas.
Ø  Pengunaan singkatan a.n. dan u.b. ( atas nama dan untuk beliau )
ü Singkatan a.n (dengan huruf kecil dan tanda titik) digunakan jika penanda ta-ngan surat dilakukan oleh pejabat seting-kat di bawah pimpinan instansi yang ber-sangkutan. Tanggung jawab isi surat ada pada penanda tangan surat. Namun dari segi hukum sama saja.
ü Penulisan a.n. (bukan a/n) dicantum de-ngan nama pejabat yang memberikan we-wenang.
ü Singkatan u.b. digunakan jika penan-datanganan surat itu dilakukan oleh peja-bat suatu instansi yang kedudukannya dua tingkat atau lebih di bawah atau juga digunakan jika pejabat yang dilimpahi wewenang itu kepada pejabat lain di ba-wahnya. Tanggung jawag isi surat tetap pada pemberi wewenang bukan penanda tangan. Singkatan u.b. dicantumkan di bawah nama jabatan orang yang membe-rikan wewenang tersebut.

14.      Tembusan
q  Fungsi: untuk memberitahu kepada pene-rima surat bahwa surat itu juga dikirimkan kepada pihak lain yang dianggap perlu.
Tembusan ditulis jika memang ada, jika ti-dak ada tidak perlu. Penulisan tembusan dican-tumkan di sebelah kiri bawah sejajar margin kiri. Kata “Tembusan” diawali dengan huruf kapital, diikuti tanda titik dua tanpa digarisbawahi.
Jika pihak yang diberi tembusan lebih dari satu, nama-nama pihak itu diberi nomor urut bu-kan tanda hubung (-). Jika hanya satu tidak perlu memakai nomor urut. Tidak perlu ungkapan Yth., Kepada Yth., kata arsip juga tidak perlu ka-rena setiap surat pasti harus dilengkapi arsip.
o  Contoh:
Tembusan:
1.        Kepala SMU Insan Cendekia.
2.        Kepala Deputi Bidang Pendidikan STEP BPPT.

15.      Inisial
Disebut juga sandi yatu tanda atau kode pengenal yang berupa singkatan. Hal ini berman-faat untuk mengetahui nama orang yang mengonsep surat dan mengetik surat sehingga ji-ka terjadi kesalahan mudah untuk mengeceknya.
q  Penulisannya pada bagian paling bawah di sebelah kiri, di bawah tenbusan jika ada.
q  Contoh: AS\BK 
Keterangan: AS adalah nama pengonsep
                              BK adalah nama pengetik

BAHASA SURAT

Surat sebagai alat komunikasi yang berisi pesan dan informasi harus komunikatif dan mu-dah dipahami. Bahasa yang dipakai adalah ba-hasa yang efektif, baik dan benar sesuai dengan kaidah komposisi atau karang-mengarang yang melingkupi pemilihan kata, penyusunan kalimat dan pemaragrafan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar