Surat balasan Molek kepada Yasin
(bagian -2)
Kakanda yang kucinta!
Kakanda tak tahu, bagaimana malang
adindamu ini. Ayah dan ibu amat marah kepada adinda karena katanya adinda
mendatangkan aib kepada nama mereka itu. Sekarang adinda tak bedanya seperti
orang yang durhaka, orang yang berbuat jahat, yang tiada patut diindahkan
sedikitpun jua.
Tetapi, meskipun demikian, kakandaku,
hati adinda tiada berubah sedikit jua kepada kakanda. Apa juapun, semuanya
sanggup adinda menderitakan, tetapi adinda takkan berpaling dari kakanda.
Adinda hanya sekali saja menyerahkan hati adinda, dan kalau sekali itu putus
pula pengharapan adinda, maka tiadalah adinda akan berbahagia lagi seumur hidup
adinda.
Wahai kakandaku! Alangkah sampai hati
kakanda hendak melepaskan adinda, menyuruh adinda mencari kemujuran adinda pada
orang lain. Tidakkah kakanda ketahui selama ini, bahwa adinda tiada dapat lagi
mencintai orang yang lain dari kakanda seorang? Sungguh pedih hati adinda
membaca surat kakanda, mengatakan bahwa kemujuran adinda bukan kemujuran
kakanda, bahwa kakanda tak dapat menajdikan adinda beruntung dan berbahagia.
Aduh kakandaku, tiada cukupkah sumpah-sumpah adinda dahulu, bahasa adinda tak
dapat mencintai orang lain lagi, bahasa satulah adinda dengan kakanda dari
dunia sampai akhirat?
Kakandaku! Adinda sanggup
menanggungkan siksaan apa juapun, tetapi adinda tiada dapat memutuskan cinta
adinda kepada kakanda.
Bagi adinda tak ada jurang yang
menceraikan kita berdua. Cinta yang suci seperti cinta kita ini ialah pemberian
Allah dan sekalian perbuatan Allah itu tiada dapat dirusakkan oleh perbuatan
manusia. Bukankah kebangsawanan itu perbuatan manusia belaka, manusia yang
angkuh dan sombong?
Biarlah adinda tak usah dikatakan
orang bangsawan. Apakah gunanya sekaliannya itu pada adinda?
Wahai, keturunan itu terasa kepada
adinda sebagai suatu beban yang berat, yang seandainya tak patut adinda
pikul. Kalau tak ada keturunan yang celaka itu, tentulah dapat kita berbahagia,
beruntung,seperti yang kita cita-citakan.
Tidak kakandaku! Kakanda tak boleh
meninggalkan adinda. Daripada kakanda tinggalkan, lebih sukalah adinda kakanda
bunuh sekali supaya hilanglah sekalian penderitaan dunia ini daripada diri
adinda. Tetapi adinda yakin, bahwa kakanda takkan melepaskan adinda yang malang
ini.
Dari hal pinangan kakanda ditolak
ayah dan ibuku itu, hal itu tak usah kakanda pikirkan amat. Adinda percaya,
tentu sekaliannya itu akan berubah kelak. Sekarang baiklah kita menunggu dengan
sabar dan tawakkal. Sekali, sekali niscaya semuanya adakan berubah. Ada suatu
perasaan yang mengatakan kepada adinda bahwa adinda harus berharap senantiasa.
Dan untuk sementara janganlah kakanda
mendekat-dekat dahulu ke rumah ini, lain daripada malam akan menjemput atau
melepakkan surat. Sebab kalau kakanda mendekat jua, boleh jadi berbahaya karena
ayah buruk niatnya.
Kita harus sabar, sabar
salama-lamanya. Cinta ini ialah cinta yang suci dan tiap-tiap yang suci dan
jernih itu dilindungi Allah. Kakandaku! Tak satu apa juapun dapat menceraikan
kita berdua.
Satu kita di dunia, satu kita di
akhirat, kita sebenarnya satu selama-lamanya.
Wassalam
adindamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar