Jumat, 19 Agustus 2016

Alur

Alur dalam cerita

        (a)        Pengertian alur cerita
1.      Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah cerita yang sambung menyambung berdasarkan hubungan sebab-akibat.
2.      Alur adalah tahapan atau rangkaian jalannya sebuah cerita yang disampaikan oleh pengarang cerita tersebut.
3.      Alur atau Plot adalah rangkaian peristiwa dari awal sampai klimaks serta penyelesaian yang dijalin berdasarkan hubungan urutan waktu atau hubungan sebab akibat sehingga membentuk keutuhan cerita.
4.      Alur disebut juga jalan cerita. Bentuk alur berupa peristiwa-peristiwa yang disusun secara berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita.
5.      Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan penyelesaian.



        (b)        Jenis-jenis alur cerita
a.      Alur maju
Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan ceritanya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak diacak.
b.      Alur mundur
Alur mundur adalah proses jalannya cerita secara tidak urut. Biasanya pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut.
c.       Alur campuran
Alur jenis ini adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu atau flash back. Cerita yang menggunakan alur ini cukup sulit untuk dipahami dan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi.
d.      Alur Sorot balik (Flashback)
Alur Sorot balik (Flashback) adalah alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang bisa memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir. Tahapannya : Klimaks – Antiklimaks – Akhir – Peruwitan – Awal.
e.      Alur Klimaks
Alur Klimaks adalah alur yang susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa meningkat menjadi penting yakni lebih menegangkan.
f.        Alur Antiklimaks
Alur Antiklimaks adalah alur yang susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa menegangkan kemudian menjadi kendor dan berakhir dengan peristiwa biasa.
g.      Alur Kronologis
Alur Kronologis adalah alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu. Dalam alur ini terdapat hitungan jam, menit, detik, hari dsb.
h.      Alur bawahan
Dalam bahasa Inggris disebut subplot. Alur bawahan adalah alur kedua atau tambahan yang disusupkan disela-sela bagian alur utama sebagai variasi. Alur ini merupakan lakuan tersendiri tetapi masih ada hubungan dengan alur utama. Ada kalanya alur bawahan dimaksudkan untuk menimbulkan kontras (counter plot), adakalanya sejalan dengan alur utama.
i.        Alur balik
Dalam bahasa Inggris disebut periperty; reversal. Maksud istilah ini adalah perubahan kehidupan protagonist berlawanan dengan apa yang diharapkan, misalnya dari kehidupan yang penuh pergolakan dan penderitaan, baik fisik maupun mental, menjadi kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.
j.        Alur buka
Alur yang menggambarkan suatu peristiwa mulai menimbulkan masalah dalam satu rangkaian cerita yang akan berlanjut dengan peristiwa lainnya. Kebalikan dari alur buka adalah alur tutup.
k.       Alur erat
Dalam bahasa Inggris disebut organic plot. Alur erat adalah jalinan oeristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra. Jika salah satu  peristiwa ditiadakan, maka keutuhan cerita akan terganggu. Alur erat menggambarkan peristiwa demi peristiwa terjalin erat. Alur ini umum dijumpai dalam cerita yang jumlah pelakunya sedikit. Dengan demikian, hubungan antar pelaku dapat berlangsung lebih sering dan membentuk jalinan-jalinan yang lebih rapat. Kebalikan dari alur ini adalah alur renggang.
l.        Alur konvensional
Alur yang umum dijumpai dalam pelukisan peristiwa yang dimulai dengan: (a) adanya peristiwa, (b) peristiwa mulai memuncak, (c) peristiwa sedang memuncak, (d) peristiwa mulai menurun, dan (e) peristiwa mendapat penyelesaian. Alur konvensional sering digunakan oleh penulis karena memudahkan pembaca untuk memahami jalan cerita.
m.    Alur longgar
Dalam bahasa Inggris disebut loose plot. Maksud istilah ini adalah jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra. Jika salah satu peristiwa ditiadakan, maka jalan cerita yang memiliki alur longgar ini tidak akan mengganggu.
n.      Alur puncak
Alur yang menggambarkan peristiwa sedang berada di puncak kemelut yang sekaligus merupakan klimaks dalam cerita.
o.      Alur renggang
Alur yang menggambarkan peristiwa demi peristiwa mempunyai jalinan hubungan yang renggang. Alur ini umumnya dijumpai dalam cerita yang memiliki jumlah pelaku yang banyak, sehingga hubungan antar pelaku dan peristiwa menjadi renggang atau jarang terjadi. Kebalikan dari alur ini adalah alur erat.
p.      Alur sampingan
Alur yang terdapat dalam bingkai cerita. Alur sampingan merupakan peristiwa-peristiwa kecil yang melingkari peristiwa pokok yang merupakan unsur utama dalam cerita tersebut. Alur ini kebalikan dari alur Utama.
q.      Alur tengah
Alur yang menggambarkan suatu peristiwa sedang bergerak ke peristiwa berikutnya yang semakin memuncak, atu ke peristiwa yang semakin menurun.
r.       Alur tutup
Alur yang menggambarkan suatu peristiwa mulai menampakkan pemecahan masalah, hingga kemelut peristiwa yang terjadi sebelumnya mendapat penyelesaian. Kebalikan dari alur buka.
s.       Alur utama
Alur yang merupakan jalinan berbagai peristiwa pokok yang terdapat dalam suatu cerita yang merupakan unsur utama dari cerita tersebut. Kebalikan dari alur ini adalah alur sampingan.

        (c)        Unsur-unsur alur cerita
Alur secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.      Pengenalan cerita (intro)
Di bagian ini, pengarang mengawali cerita dengan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan, dan penceritaan tentang hubungan antartokoh. 
b.      Awal konflik (complication)
Di bagian ini, pengarang mulai memunculkan bagian-bagian yang menimbulkan berbagai masalah.
c.       Menuju konflik (rising action
Di bagian ini, pengarang semakin meningkatkan permasalahan yang dihadapi tokoh.
d.      Konflik memuncak (climax
Bagian ini merupakan puncak permasalahan yang dihadapi tokoh. Di bagian ini pula, tokoh dihadapkan dalam penentuan nasib yang dialaminya. Keberhasilan atau kegagalan biasanya menjadi penentuan nasib tokoh.
e.      Penyelesaian (ending)
Bagian ini menjelaskan bagaimana nasib tokoh setelah mengalami turning point. Akan tetapi, ada pula pengarang yang menyerahkan ending ceritanya kepada para pembaca. Akhir cerita dibiarkan menggantung.Ending seperti ini biasa dinamakan ending terbuka.

  1.         (d)        Contoh masing-masing jenis alur dalam cerita (penggalan cerita)
Contoh cerita Alur maju
Gadis kecil bernama Marsha yang tinggal dengan ibunya ingin pergi ke hutan untuk mencari jamur. Marsha mulai masuk ke dalam hutan. Tak lama kemudian Marsha tersesat dan menemukan sebuah rumah kecil, yakni rumah seekor beruang. Marsha tak diperbolehkan oleh si beruang untuk pulang ke rumah dan harus terus melayaninya. Marsha berusaha memikirkan cara pulang. Dia membakar kacang polong dan berpura – pura meminta bantuan beruang untuk mengantar kacang polong ke ibunya. Dia memindah kacang polong dan masuk ke keranjang, dan si beruang membawanya ke Desa. Akhirnya Marsha dapat bertemu ibunya kembali.
Contoh cerita Alur Mundur 
Lia bercerita kepada Ani tentang pengalamannya di pasar. “Aku mengejar seorang pencuri yang mencuri dompet Bu Laksmi di pasar tadi pagi. Untungnya aku berhasil menangkap si pencuri dan mengembalikan dompet Bu Laksmi. Aku dapat menolong Bu Laksmi dengan cepat karena aku berada di samping Bu Laksmi ketika dompetnya dicuri. Bu Laksmi juga berkata bahwa tadi si pencuri berada di belakang Bu Laksmi ketika ia berangkat ke pasar”, kata Lia. 
Contoh cerita Alur Campuran (maju-mundur)
Suara klakson bersahut-sahutan. Kulirik arloji, hampir jam setengah enam petang. Pantas. Para pengklakson ini pasti perindu rumah. Din...din...Aku maju sedikit. Bukannya tak mau berisik. Aku cuma tak mau pulang cepat. Aku bukanlah seorang perindu rumah. Tes tes... . Gerimis menderas. Sudah dua puluh menit aku dalam perjalanan ini. Aku menepi di bawah pohon tua, hendak memakai jas. “Siapa yang salah? Aku? Iya?” “Ya jelas!” “Jelas apa???” “Kan anak kita ada empat, Mas!” “Empat??Anak kita cuma tiga!” “Jadi, Mas menyalahkan Rina?” “Ya!!!” “Tapi Rina kan sekarang anakmu juga, Mas” “Rina tidak akan pernah jadi anakku!! “ “Mas jahat!!” teriak ibu sambil berlari. Aku masih dibawah pohon tua ini. Mengapa aku harus pulang ke rumah?? Ahh, Dewi Petir, sambarlah aku sekarang, agar aku bisa mati saat ini juga!! ......... 


        (e)        Teknik-teknik melancarkan alur cerita
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
1).     Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal.
2).     Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca.
3).     Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis. Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.

Sumber :
Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka. Jaya. 
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-macam-macam-alur-dan-contohnya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar