Bahasa
Prokem
Bahasa prokem adalah bahasa sandi, yang dipakai dan
digemari oleh kalangan remaja tertentu. Bahasa ini konon berasal dari kalangan
preman. Bahasa prokem itu digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja
sekelompoknya selama kurun tertentu. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan
remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia
lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang
dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar
belakang sosial budaya pemakainya. Hal itu merupakan perilaku kebahasaan dan
bersifat universal.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari
kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan
kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya.
Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya.
Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri
sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang
lain. Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan
tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai
dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di
kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di
luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain
yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi,
kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak
perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang
sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing.
Berikut ini beberapa contoh kata bahasa prokem:
bokap ‘bapak’
bonyok ‘bapak dan ibu’
cacing ‘petugas keamanan’
cuek ‘tidak acuh’
doi ‘dia’
doku ‘uang’
hebring ‘sangat hebat’
nglinting ‘mengisap ganja’
nyokap ‘ibu’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar