Sabtu, 13 Februari 2016

Hakikat Metafora

2.1              Hakikat Metafora
Studi tentang metafora sudah berkembang sejak zaman kuno (384—322 SM), sebagaimana yang dipelopori oleh Aristoteles. Kemudian studi tentang  metafora ini berkembang  pada zaman modern hingga mencapai kejayaannya pada tahun 90-an. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Raymond W. Gibbs, Jr. dalam Metaphor and  Thought. 
But much  has changed in  the world  of metaphor since  1993 . There  is now a huge body of empirical work from many aca- demic disciplines that clearly demonstrates the ubiquity  in metaphor in both everyday and specialized  language. Most  importantly, there  is  also significant  research  indicating the prominence  of metaphor in many areas of  abstract thought  and in  peoples  emo- tional and aesthetic  experiences. Metaphor is  not simply  an ornamental aspect of lan- guage, but a fundamental scheme by which people  conceptualize   the  world  and their own   activitie.1



        Dalam pernyataan Raymond W.Gibbs di atas terkandung pemahaman bahwa  sejak tahun 1993 studi tentang metafora berkembang pesat. Hasil penelitian tentang pemakaian metafora  secara siginfikan menunjukkan keunggulan metafora dalam berbagai bidang pokok pemikiran dan pengalaman estetika serta emosional dalam masyarakat. Lebih lanjut dikatakan bahwa metafora bukan hanya sebagai aspek penghias bahasa (gaya bahasa), tetapi juga  menjadi kerangka yang mendasari konsep berpikir dan aktivitas masyarakatnya.
Beberapa pendapat tentang pengertian metafora dipaparkan berikut ini. Yang pertama,  dikemukakan oleh Airtoteles (384—322 SM). Aristoteles mendefinisikan metafora sebagai ungkapan dalam menyatakan hal yang bersifat umum untuk hal yang bersifat khusus, yang khusus untuk yang umum, yang khusus untuk yang khusus, atau dengan analogi.2 Pendapat yang kedua sebagaimana dikemukakan oleh Quintilian (35—95 SM) bahwa metafora adalah ungkapan kebahasaan untuk mengatakan sesuatu yang hidup bagi makhluk hidup lainnya, yang hidup untuk yang mati, yang mati untuk hidup, atau yang mati untuk yang mati. 3
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Aristotels dan Quintilian di atas dapat ditarik beberapa prinsip mengenai pengertian metafora. Metafora merupakan ungkapan kebahasaan yang digunakan untuk menyatakan,  (1) suatu hal yang bersifat umum untuk hal yang bersifat khusus, (2) suatu hal yang bersifat khusus untuk yang bersifat umum, (3) sesuatu yang bersifat khusus untuk sesuatu yang bersifat  khusus lainnya, (4) sesuatu yang bersifat hidup untuk sesuatu yang bersifat hidup lainnya, (5) sesuatu yang bersifat hidup untuk sesuatu yang bersifat mati, (6) sesuatu yang bersifat mati untuk sesuatu yang bersifat hidup, dan (7) sesuatu yang bersifat mati untuk sesuatu yang bersifat mati lainnya.
Ken Baake dalam Metaphor and Knowledge mengemukakan beberapa pengertian metafora yang berkembang dalam wacana retorika Romawi. Dalam Rhetorica ad Herennium, dinyatakan bahwa “Metaphor occurs when a word applying to one thing is transferred to another, because the similarity seems to justify this transference4
Metafora terjadi manakala  suatu kata dialihkan untuk suatu hal yang lain karena hal yang lain tersebut memiliki kesamaan-kesamaan yang dapat membenarkan terjadinya pengalihan makna atau maksud.
Pendapat lain tentang metafora dari sumber yang sama mendefinisikan metafor sebagai simile, di mana hal-hal yang berbeda dibuat seperti sama, tetapi kata-kata "sebagai" atau "seperti" dihilangkan, lebih jelasnya dipaparkan dalam kutipan berikut.
Other sources  define metaphor as a kind of simile, where dissimilar things are made to appear alike, but where the word “as” or “like” are comitted. These succinct defintions, however, mask the philosophical conundrums that metaphor entails. Word like “figure of speech,” “likeness,” “ide,” “dissimiliar” and “analogy” are more complicated than they appear. In to a true likeness (i.e., that when a person is dead, visual sensation ceases), or are we creating an apparent likeness out of dissimiliar things ((i.e., the absence of life and the absensce of light)5
Berdasarkan kedua pendapat yang dikemukakan oleh Ken Baake di atas dapat ditarik beberapa prinsip metafora yakni (1) metafora adalah pengalihan makna suatu kata untuk suatu hal yang lain   karena  adanya   kesamaan-kesamaan.yang ada pada keduanya, (2) metafora sebagai simile, karena dua hal yang berbeda seakan-akan tampak sama, hanya saja kata-kata “sebagai”, “seperti”, dan sejenisnya dihilangkan. Pendapat Ken Baake tersebut tampaknya sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lakof.
George Lakoff dalam Women, Fire, and Dangerous Things: What Categories Reveal About the Mind  mengemukakan pandangannya mengenai metafora, “ (1) A metaphor is the expression of an understanding of one concept in terms of another concept, where there is some similarity or correlation between the two, (2) A metaphor is the understanding it self of one concept in terms of another.”  
Selanjutnya, Lakoff  memberikan contoh penggunaan matefora seperti tampak dalam kalimat-kalimat di bawah ini yang mengilustrasikan metafora api terhadap kemarahan .
(1)   Your insincere apology just added fuel to the fire.
(2)   After the argument, Dave was smoldering for days.
(3)   That kindled my ire.
(4)   Boy, am I burned up!6
Pendapat lain tentang metafora dikemukakan oleh tokoh linguistik Hough Lynda. Berikut ini pendapatnya tentang metafora:
Methaphore is the word used for a figurative of speech in which one word or image stands for another word or image, for examples, my dog is a pig, means dog  eats too much (like a pig). The effect is achieved by saying the dog is another a animal which is known as a big eater. extended metaphor occurs when a writer uses a metaphore then continues using a number of figures of speech which convert with the original ones. For examples “My dog is a pig. Its snout is never over of  the trough.7
(Metafora adalah kata kiasan yang digunakan untuk menyampaikan satu kata atau gambaran suatu pikiran dalam bantuk singkat. Sebagai contoh, anjing saya adalah babi, berarti anjing makan terlalu banyak (seperti babi). Efek ini dicapai dengan mengatakan anjing adalah binatang lain yang dikenal sebagai pemakan banyak. Metafora diperluas terjadi ketika seorang penulis menggunakan metafora kemudian terus menggunakan sejumlah kiasan yang mengkonversi dengan yang asli. Sebagai contoh "Anjing saya adalah babi. Moncongnya tidak pernah lebih dari palung)

Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Wahab medefinisikan  metafora sebagai ungkapan kebahasaan yang maknanya tidak dapat dijangkau secara langsung dari lambang yang dipakai karena makna yang dimaksud terdapat pada prediksi ungkapan kebahasaan itu. Dengan kata lain, metafora ialah pemahaman dan pengalaman akan sejenis hal yang dimaksudkan untuk perihal yang lain.8  
            Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemuakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metafora adalah sarana untuk mengungkapkan maksud terhadap suatu hal dengan menggunakan kata kiasan berupa pembandingan langsung terhadap suatu hal tersebut terdap hal lain yang memiliki kesamaan-kesamaan tertentu. Pembandingan suatu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata seperti, bak, bagai, bagaikan, laksana, dan sejenisnya disubut metafora sebagai simile.

1 Raymond W. Gibbs, Jr. dalam Metaphor and  Thought  (Cambridge University Press:2008), hlm. 3—13
2Aristoteles dalam Wahab, Javanes Metaphors in Discourse Analysis, (Unpublished Dissetation, University of Illionis at Champaign-Urbana,1986), hlm. 5

3Quintilian dalam Wahab, Javanes Metaphors in Discourse Analysis, (Unpublished Dissetation, University of Illionis at Champaign-Urbana,1986), hlm. 5.

4Ken Baake,  Metaphor and Knowledge (New York Press: State University of, Albany, 2003), hlm. 55.

5Ibid.

6 George Lakoff,..Women, fire, and dangerous things: What categories reveal about the mind. (Chicago: University of Chicago, 1987)

7 Hough Lynda I. Language, Context, and Meaning ( Sydney: Publisher Marck Childs, 1999), hlm. 9.

8Abdul Wahab, Javanes Metaphors in Discourse Analysis, (Unpublished Dissetation, University of Illionis at Champaign-Urbana, 1986), hlm.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar